MENU Senin, 25 Nov 2024

Nelayan Tradisional di Tayu Gelar Tradisi Turun-Temurun

waktu baca 2 menit
Sabtu, 11 Mar 2023 13:36 0 108 Editor

PATI, SuaraRakyatJateng – Budaya Larung sesaji merupakan budaya yang sudah turun temurun bagi para nelayan tradisional di wilayah Kecamatan Tayu dan sekitarnya. Budaya itu tidak pernah ditinggalkan dan selalu menjadi agenda tahunan.

Para nelayan meyakini bahwa acara Larung sesaji atau sedekah laut ini, dilaksanakan sebagai wujud syukur atas nikmat Tuhan berupa rezeki, keselamatan serta hasil alam yang melimpah, hasil bumi maupun laut.

Perayaannya pun pada agenda-agenda sebelumnya selalu dibuat meriah, namun para nelayan tradisional di wilayah Tayu kali ini, tahun 2023 hanya membuat perayaan seadanya atau sederhana.

Budaya larung sesaji ini selalu dilaksanakan pada bulan Rajab, tapi karena terbentur anggaran dari Pemerintah yang sebelumnya selalu mensuport, baru bisa dilaksanakan pada bulan Ruwah.

“Sebelum masa Covid 19, banyak hiburan yang dirayakan, seperti dangdutan, ketoprak, wayang, tahlilan dan lain-lain, namun kali ini kita hanya melakukan pelarungan atau pelepasan sesaji di lautan Jawa dan pelaksanaan doa saja,”Ungkap Koordinator KUB Desa Sambiroto Kecamatan Tayu Rochim usai melakukan pelarungan, Sabtu (11/3/2023).

Acara pelarungan sendiri, Kata Dia, Diikuti oleh ratusan nelayan yang ada di 4 Desa yakni, desa Keboromo, Sambiroto, Dororejo dan Tayu Wetan. Mereka masing-masing membawa perahu dan beriring-iringan menuju laut, untuk melarungkan sesaji laut, dan setelah itu pada sore harinya dilaksanakan doa bersama (tahlilan, red), yang dipusatkan di TPI Sambiroto.

“Yang dilarung itu seperti kepala kambing beserta 4 kaki dan ekor, ketan hitam dan ketan merah, ketupat/lepet, boneka yang dibuat dari tepung, kopi pahit/manis dan lain-lain. Itu dilarung dilaut disertai dengan bacaan shalawat bersama oleh para nelayan,”Katanya.

Acara sedekah laut kali ini tidak seperti tahun sebelumnya. Hal itu karena perekonomian yang sulit, dan dampak dari pendangkalan sungai dalam beberapa hari ini yang menyebabkan para nelayan tidak bisa melaut.

Baca Juga  Jembatan Juwana Diuji Keamanan, Ternyata Bisa Tahan Sampai 50 Tahun

“Memang untuk hasil yang didapat oleh para nelayan saat ini kurang baik atau kurang memuaskan, dan pemangkasan anggaran dari Pemkab juga menjadi kendala, sehingga sedekah laut ini dilaksanakan seadanya,”Jelas Rochim. (nu/fan)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA