PATI, SuaraRakyatJateng – Sejumlah Desa di Wilayah Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Jawa Tengah terendam banjir. Hal itu dipicu akibat curah hujan tinggi yang terjadi dalam beberapa hari di wilayah Pati.
Salah satunya di Desa Sembatur Agung Kecamatan Jakenan. Terdapat ratusan rumah yang terdampak banjir akibat intensitas dan curah hujan tinggi.
“Untuk rumah ada sekitar 284 yang terdampak banjir, tidak ada korban jiwa, namun sampai saat ini warga masih bertahan,”Ungkap Kepala Desa Sembatur Agung Dwi Tantri Wurjayanti Kamis (2/3/2023).
Menurutnya, Banjir yang datang melanda hingga satu pedukuhan, bahkan merambah hingga 2 RW. Ketinggian air mencapai 50 sampai 100 cm.
“Banjir masuk hingga dalam rumah, dan ketinggian hingga mencapai 30 cm, saat ini warga masih bertahan dan belum ada yang mengungsi,”Keluhnya.
“Solusinya harus ada peninggian jembatan depan masjid Baithul Haq Gangmalang, dan juga harus ada revitalisasi sungai yang melintasi dukuh Gangmalang serta pembuatan tanggul.”Tambahnya.
Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Tondomulyo Kecamatan Jakenan Yahya. Menurutnya, Hampir 40 persen kondisi di desa Tondo Mulyo yang terendam banjir.
“Untuk rumah ada sekitar 265 yang terendam banjir, dan ketinggian air mencapai 70 cm,”Ujarnya.
Dari data yang dihimpun media ini, ada sejumlah desa di beberapa Kecamatan yang terdampak banjir, diantaranya , Kecamatan Sukolilo Desa Kasiyan dan Gadudero, Kecamatan Gabus, Desa Mintobasuki, Banjarsari, Tanjang, Babalan, Kosekan, Kecamatan Pati Kota, Desa Mustokoharjo, Gajahmati, Widorokandang, Kecamatan Jakenan Desa Glonggong, Bungasrejo, Ngastorejo, Karangrowo, Tondomulyo, dan Sembatur Agung, Kecamatan Juwana Desa Kedungpancing, Doropayung, Bumirejo, Tluwah, Jepuro dan Kecamatan Batangan, Desa Ketitang Wetan.
Sementara Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati Sukarno mengatakan jika pemerintah ingin mengantisipasi banjir, maka harus memikirkan di daerah hulu, sementara untuk hulu sendiri sangat memengaruhi di hilir.
“Kita sudah memberikan masukan supaya ada penanganan-penanganan secara teknis maupun lewat penghijauan,”Paparnya.
Dengan kondisi saat ini, Ditegaskan Sukarno, bahwa untuk tanggul sungai harus ada tanaman keras agar bisa memperkuat tanggul dan bisa menyerap air. (nu/fan)
Tidak ada komentar