PATI, SRn || Tidak seperti biasanya, suasana halaman Balai Desa Tayu Wetan, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, terasa meriah di malam minggu kemarin (11/10/23).
Masih dalam rangka memperingati hari pahlawan, para pemuda desa yang tergabung dalam Karang Taruna “Melati” menggelar acara yang diberi judul “Srawung”.
Suguhan acara ini berbeda dengan yang biasanya. Dimulai dengan tahlil yang dipimpin oleh kiai muda lulusan Mesir, Gus Rizqa Maulana Lc, disambung dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, selanjutnya rangkaian acaranya penuh warna.
Ada penampilan puisi oleh teater kampus IPMAFA Margoyoso Pati, kemudian kelompok sastra musikal dari desa Tayu Wetan sendiri, Japaswara, meluncurkan garapan original terbaru berjudul Kidung Maha Pralaya.
Penampilan puisi musikal dengan durasi kurang lebih setengah jam ini dipadu dengan demo lukis oleh perupa muda Tayu, Ammar Abdillah.
Masyarakat sangat antusias mengikuti acara ini. Seluruh perangkat desa hadir. Tampak pula pengurus Karang Taruna Kecamatan dan perwakilan Karang Taruna desa-desa sekitar Tayu Wetan juga duduk mengikuti acara yang dilanjutkan dengan dialog interaktif dengan narasumber Bapak H. Supono sebagai sesepuh desa bersama kepala desa Tayu Wetan, Mohammad Firdaus Maula. Obrolan dikemas dengan santai karena juga diselingi suguhan lagu-lagu bertema kebangsaan oleh grup band lokal bernama Bald Music. Bincang-bincang ini dinakhodai oleh Ammar Abdillah selaku moderator.
H. Supono yang masa mudanya aktif di pelbagai macam kegiatan seni dan olahraga desa serta pernah menjadi perangkat desa ini, menyemangati para pemuda lewat kilas balik sejarah para pemuda desa dekade 70-an. “Dulu saya juga aktif di tim bola voli Tayu, namanya “Angkasa”. Itu singkatan dari angudi kasarasaning sarira. Dulu pernah bertanding sampai di Kudus”, terang pria kelahiran tahun 1944 tersebut.
Kepala desa juga mengapresiasi acara “Srawung” ini. Mas Firda, begitu sapaan akrabnya, melihat ini sebagai momentum yang baik. “Segala sesuatu ada masanya, dan sekarang adalah masanya anak-anak muda untuk berkarya”, ujar kepala desa yang juga sangat muda itu.
Selanjutnya H. Supono mengingatkan para pemuda agar peduli terhadap permasalahan desa, misalnya mengenai status tanah makam Mbah Duni, yang diyakini sebagai danghyang atau cikal bakal Tayu, yang sejak H. Supono masih menjabat 2013 lalu hingga kini masih menjadi permasalahan yang belum tuntas antara pemerintah desa dengan lembaga pengurus makam. Setidaknya para pemuda harus tahu tentang permasalahan makam yang letaknya bersebelahan dengan balai desa ini.
Suasana bincang-bincang permasalahan desa tidak terkesan tegang karena kemasan acara “Srawung” ini memadukan dialog dengan seni dan budaya. Setelah tanya-jawab, acara ditutup dengan lagu Rumah Kita karya Godbless yang disuguhkan oleh Bald Music. Para hadirin tampak guyub menyanyikan lagu tersebut secara bersama-sama. (abd)
Tidak ada komentar