MENU Senin, 25 Nov 2024

Pentingnya Konstruksi Bangunan Tahan Gempa di Indonesia

waktu baca 7 menit
Senin, 29 Mei 2023 06:50 0 425 admin

ARTIKEL, SuaraRakyatJateng – Konstruksi merupakan objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Salah satu yang termasuk dalam kategori konstruksi yaitu rumah hunian. Konstruksi rumah hunian di Indonesia menjadi salah satu objek yang paling rentan terkena dampak kerusakan bencana gempa bumi.

Ada beberapa penyebab konstruksi rumah hunian rawan rusak saat terjadinya gempa. Adapun penyebabnya antara lain, karena struktur konstruksi bangunan yang tidak sesuai dengan standar keamanan gempa bumi.

Selain itu, kerusakan berbagai konstruksi disebabkan karena masyarakat kurang memperhatikan konsep keamanan pada konstruksi bangunan dalam pembuatannya, serta ketidakcermatan masyarakat dalam membangun konstruksi bangunan.

Di Indonesia, masih banyak masyarakat yang tidak cermat dalam membangun konstruksi bangunan. Pembangunan konstruksi yang tidak cermat, seperti membangun di lokasi yang berbahaya (di daerah patahan, di lereng, di bawah lereng, pada daerah lunak di pantai) menjadi penyebab permasalahan tersendiri dalam membangun sebuah konstruksi. Selain itu, ketidakcermatan masyarakat juga tampak dari pemilihan material yang digunakan kurang baik, membangun dengan spesifikasi di bawah standar,dan pembangunan yang dilakukan oleh orang yang bukan ahlinya. Selain ketidakcermatan, penyebab lainnya yaitu karena struktur konstruksi bangunan yang tidak sesuai dengan standar keamanan gempa.

Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait keamanan konstruksi terhadap gempa sebenarnya telah ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Standardisasi ini bertujuan untuk menjamin keamanan masyarakat.

Adapun yang termasuk dalam kategori standardisasi keamanan konstruksi terhadap gempa antara lain, konstruksi harus memiliki struktur sistem penahan gaya dinamik gempa.

Selain itu, standardisasi keamanan konstruksi juga mencakup adanya sistem penahan gempa pada konstruksi, dan konfigurasi strukturnya memenuhi standar anti gempa.

Dengan menerapkan beberapa standardisasi keamanan, maka keselamatan, kenyamanan, dan keamanan masyarakat yang menempati konstruksi tersebut dapat terjamin.

Selain faktor-faktor tersebut, penyebab lain konstruksi tidak terjamin keamanannya pada saat terjadinya gempa yaitu banyaknya masyarakat kurang memperhatikan konsep keamanan pada konstruksi bangunan dalam pembuatannya.

Baca Juga  Alat Berat Sempat Tak Fungsi, Pekerja Pembangunan Jembatan Sembelih Sapi

Konsep terjaminnya keamanan konstruksi tahan gempa meliputi beberapa hal diantaranya, pondasi, beton, dan beton bertulang. Pondasi merupakan bagian penting dalam struktur bangunan, sehingga konstruksi dapat terjamin keamanannya ketika menggunakan pondasi yang tepat. Pondasi yang tepat mampu menjamin keamanan pada konstruksi bangunan dengan baik.

Pondasi merupakan salah satu penentu kuat dan amannya sebuah konstruksi. Pondasi terletak di bagian paling bawah dan berfungsi menyalurkan beban ke tanah. Oleh karena itu, pondasi harus diletakkan ke tanah dengan keras. Kedalaman minimum untuk pembuatan pondasi adalah 60 hingga 80 cm. Salah satu jenis pondasi yang paling kuat dan aman, serta tahan gempa yaitu pondasi batu kali.

Pondasi batu kali merupakan jenis pondasi yang paling populer. Rumah hunian merupakan salah satu contoh penerapan penggunaan pondasi batu kali. Dalam proses pembuatan pondasi batu kali tergolong sangat mudah dan sederhana. Pembuatan pondasi batu kali dilakukan hanya dengan menumpukkan batu kali di sisi bangunan, kemudian menempelkannya dengan semen. Selain itu, pondasi jenis ini juga dikenal awet dan tidak mudah rusak terkena banjir atau gempa. Pondasi batu kali juga mempunyai hubungan yang kuat dengan sloof.

Sloof merupakan struktur dari bangunan yang terletak di atas pondasi. Sloof memiliki fungsi untuk meratakan beban pondasi. Fungsi lain yang tak kalah penting dari sloof adalah sebagai pengunci dinding, sehingga jika terjadi pergeseran tanah, maka dinding tidak mudah roboh.

Untuk membuat pondasi yang memiliki hubungan kuat dengan sloof dapat dilakukan dengan pembuatan angkur dengan jarak 1 m. Angkur antara sloof dan besi tersebut dapat dibuat dari besi berdiameter 12 mm dengan panjang 20-25 cm. Selain pondasi yang harus memiliki hubungan yang kuat dengan sloof, beton juga merupakan faktor lain yang dapat menjamin keamanan konstruksi.

Beton merupakan bagian umum yang dipakai untuk bangunan. Beton dibuat dengan mencampur pasir halus, kerikil, dengan air dan semen. Beton berfungsi menentukan kekuatan keseluruhan bangunan. Penggunaan beton pada konstruksi bangunan sudah umum, tetapi dalam bangunan anti gempa beton harus dibuat kokoh dengan standar baku sehingga lebih aman. Beton yang banyak digunakan saat ini adalah beton normal.

Baca Juga  Inilah Bacaleg Termuda di Pati, Simak Tokohnya

Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200-2500 kg/m3menggunakan agregat alam yang dipecah (SNI 03-2834-2002). Beton normal memiliki kuat tekan sekitar 15-40 Mpa. Kelebihan utama beton normal adalah memiliki kuat tekan yang tinggi, tetapi kuat tarik yang dimilikinya rendah. Untuk mengatasi kelemahannya terhadap tarik, maka beton normal dikombinasikan dengan baja tulangan. Beton normal yang dikombinasikan baja tulangan dinamakan beton bertulang.

Beton bertulang merupakan bagian terpenting dalam membuat rumah tahan gempa. Pengerjaan dan kualitas dari beton bertulang harus sangat diperhatikan karena dapat melindungi besi dari pengaruh luar, misalnya korosi. Beton bertulang dapat mengalami tekanan permanen karena ada tulangannya, sehingga dapat meningkatkan sifat-sifat struktur bangunan ketika dikenakan beban.

Menurut SNI 03-2847-2002, tulangan yang dapat digunakan pada elemen beton bertulang dibatasi hanya pada baja tulangan dan kawat baja saja. Beton bertulang yang berupa baja tulangan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu baja tulangan polos (BJTP) dan baja tulangan ulir atau deform (BJTD).

Baja tulangan polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan rata tidak bersirip/berulir. Baja tulangan polos biasanya digunkan untuk tulangan geser/begel/sengkang. Tegangan leleh (fy) minimal yang dimiliki baja tulangan polos sebesar 240 MPa. Baja tulangan polos lebih mudah dibengkokkan dan mudah untuk dipasang serta digunakan. Selain baja tulangan polos, yang termasuk ke dalam jenis beton bertulang adalah baja tulangan ulir.

Baja tulangan ulir merupakan baja tulangan beton yang permukaannya memiliki sirip/ulir melintang dan memanjang. Baja tulangan ulir atau deform digunakan untuk tulangan longitudinal. Tegangan leleh (fy) minimal pada baja tulangan ulir sebesar 300 MPa.

Baja tulangan ulir sulit dibentuk dari pada baja tulangan polos. Tulangan polos dan tulangan ulir hanya diutamakan untuk menahan beban tarik pada struktur beton bertulang, sedangkan beban tekan yang yang bekerja cukup ditahan oleh betonnya. Baja tulangan ulir merupakan jenis tulangan yang termasuk bagian penting dalam membangun konstruksi yang dapat mengurangi kerugian-kerugian yang nantinya timbul pada saat gempa.

Baca Juga  Cak Nun Hadir di Pati, Begini Pesannya

Adapun kerugian-kerugian tersebut diantaranya, kerugian materiil yang besar pada bangunan misalnya kerusakan pada beton bertulang. Bangunan yang tidak menggunakan rangka pengikat (kolom praktis dan ring balk) dari beton bertulang mengakibatkan bangunan sangat getas dan rapuh, sehingga bangunan mudah roboh dan menyebabkan kerugian.

Kerusakan pada pondasi saat gempa merupakan bentuk kerugian materiil, sebab terjadi penurunan sebagian pondasi. Kerugian lainnya yaitu kerusakan bangunan yang parah mengakibatkan banyaknya korban jiwa. Setelah mengetahui banyaknya kerugian akibat kerusakan konstruksi pada saat terjadinya gempa, maka penting bagi masyarakat untuk menerapkan konstruksi tahan gempa saat membangun bangunan.

Ada beberapa alasan pentingnya masyarakat untuk membangun konstruksi bangunan tahan gempa diantaranya, pada saat tidak terjadi gempa bumi, penghuni merasa aman dan nyaman dalam beraktifitas di dalamnya. Selain itu, pentingnya membangun konstruksi bangunan tahan gempa yaitu agar pada saat terjadi gempa bumi, meskipun rumah mengalami kerusakan, diharapkan tidak terjadi korban jiwa pada penghuni rumah. Penting juga bagi masyarakat untuk membangun konstruksi tahan gempa, sebab dengan demikian, bangunan mampu merespon gempa serta dapat meredam getaran gempa. Itulah beberapa alasan pentingnya membangun konstruksi bangunan tahan gempa. Dengan mengetahui pentingnya membangun konstruksi bangunan tahan gempa, maka dapat meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari gempa.

Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk memilih konstruksi tahan gempa ketika akan membangun hunian atau bangunan lainnya agar dampak dari gempa dapat diminimalisasi. Mengingat konstruksi tahan gempa mampu mengurangi kerugian saat terjadinya bencana, maka dibutuhkan peran dari pemerintah untuk menginformasikan kepada masyarakat terkait hal tersebut. Pemerintah perlu memastikan setiap bangunan, termasuk rumah tinggal warga negara memiliki konstruksi yang tahan guncangan gempa untuk meminimalisasi kerusakan akibat gempa.

Mayarakat dapat mengurangi risiko akibat gempa dengan meningkatkan kapasitas dan menurunkan kerentanan akibat kualitas hunian yang buruk menggunakan konsep konstruksi bangunan tahan gempa. Itulah beberapa alasan pentingnya menerapkan konstruksi tahan gempa yang dapat meminimalisasi dampak yang ditimbulkan pada saat terjadinya gempa.

 

Penulis: Fitria Noviastuti (Mahasiswa Universitas Tidar).

Editor: Fanda

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA